Seorang raja yang memasuki usia
senja ingin mencari penggantinya. Berbeda dengan kebiasaan, ia tak menunjuk
anak-anak maupun pembantu terdekatnya. Ia justru memanggil para pemuda di
negeri itu dan berpidato di hadapan mereka. "Aku akan mengadakan
sayembara. Kalian semua akan mendapatkan sebuah biji.
Tanamlah biji ini, rawatlah, dan
kembalilah setahun lagi dengan tanaman kalian masing-masing. Bagi yang memiliki
tanaman terbaik akan langsung kutunjuk menjadi raja menggantikanku" Seorang
pemuda bernama Badu terlihat amat antusias. la menanam biji itu, dan
menyiraminya tiap hari. Tapi sampai sebulan berlalu belum tumbuh apa-apa.
Setelah 6 bulan, para pemuda mulai membicarakan tanaman mereka yang tumbuh
tinggi, namun pot Badu masih kosong. Badu tak mengatakan apapun pada
teman-temannya. la tetap menunggu bijinya tumbuh.
Setahun berlalu. Semua pemuda
membawa tanamannya kepada raja. Semula Badu enggan, namun ibunya mendorongnya
pergi dan berbicara apa adanya. Raja menyambut para pemuda seraya memuji
tanaman yang mereka bawa. "Kerja kalian luar biasa. Tanaman kalian bukan
main indahnya. Aku akan menunjuk seorang dari kalian menjadi raja yang
baru"
Tiba-tiba raja yang melihat Badu
berdiri di belakang memanggilnya. Badu panik, "Jangan-jangan aku akan
dibunuh," pikirnya. Suasana kontan ricuh dengan ejekan dan cemoohan
hadirin menyaksikan potnya yang kosong. "Diam semuanya" teriak raja.
la menoleh pada Badu, kemudian mengumumkan, "Inilah raja kalian yang
baru" Semua terkejut.
Bagaimana mungkin orang yang gagal
yang menjadi raja? Raja melanjutkan, "Setahun yang lalu, aku memberi
kalian sebuah biji untuk ditanam. Tapi yang kuberikan adalah biji yang sudah
dimasak dan tak dapat tumbuh. Kalian semua telah menggantinya dengan biji yang
lain. Hanya Badu yang memiliki KEJUJURAN dan KEBERANIAN untuk membawa pot
dengan biji yang kuberikan. Karena itu dialah yang kuangkat menggantikanku. Ada
2 kata penting yang dapat diambil dan cerita di atas. Pertama, kejujuran.
Inilah dasar perilaku seseorang. Di jaman Nabi, ada seorang yang bertobat dan
ingin menata dirinya.
Tips nabi sederhana saja:
"Jangan Bohong!" Orang ini senang karena Nabi tak melarang hal-hal
yang lain. "Kalau cuma Jangan bohong sih mudah," pikirnya. Maka ia
pun melakukan apa yang biasa dilakukannya. la mau mencuri, tapi berpikir,
"Bagaimana kalau tetanggaku menanyakan asal-usul hartaku ini?" lapun
membatalkan niatnya. la ingin berselingkuh, tapi berpikir, "Bagaimana
kalau nanti keluargaku menanyakan kemana aku pergi?" Lagi-lagi ia
mengurungkan niatnya.Begitulah seterusnya. Setiap ingin melakukan maksiat ia
kontan membatalkannya.
Jadi kejujuran akan membawa
perubahan mendasar pada diri seseorang.Tapi tanpa keberanian, kejujuran takkan
membawa perubahan bagi orang banyak. Kejujuran hanya menghasilkan pengikut
(follower) bukan pemimpin. Untuk bisa merubah masyarakat dibutuhkan keberanian.
Masalahnya, dari manakah datangnya
keberanian? Keberanian datang kalau kita mampu menaklukkan rasa takut. Rasa
takut inilah sumber segala macam kejahatan di dunia ini. Contohnya, perasaan
marah. Sebenarnya, hanya jika Anda merasa takutlah Anda akan marah. Coba
renungkan kapan terakhir kali Anda marah. Teruskan renungan Anda. Telusurilah
rasa takut yang tersembunyi di balik kemarahan Anda. Apa yang Anda takutkan
hilang dan direnggut dari diri Anda? Ketakutan itulah yang membuatAnda marah.
Rasa takut yang ada menunjukkan bahwa kita belum mandiri. Kebahagiaan dan rasa
aman kita masih bersumber pada sesuatu di luar diri kita Jujur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar