Suatu
ketika ada seorang Pejabat yang tugas keluar negeri untuk studi banding tentang
tata kenegaraan ke suatu negara. Kedudukannya adalah ketua rombongan, sehingga
wajar kalau disegani oleh seluruh anggota rombongan. Usianya sudah cukup untuk
dikatakan tua. Agak kesulitan jika melihat sesuatu yang ada didekatnya. Oleh
karenanya, saat membaca, saat melihat sesuatu yang dekat dibutuhkan alat bantu
berupa kacamata.
Semua
tugas telah dilaksanakan, tibalah saatnya waktu yang dinanti-nantikan. Yaitu
free time yang biasa diisi dengan pergi ketempat wisata dan berbelanja atau
sekedar membeli oleh-oleh. Sesuai pesanan keluarga, oleh-oleh kali ini berupa
hiasan yang bisa dipasang di dinding, atau di meja ruang keluarga.
Tiap mengunjungi tempat wisata, selalu keluar kata-kata kagum dan pujian. Tentunya hal ini diangguki oleh para pendampingnya. Selesai agenda jalan-jalan, selanjutnya adalah mencari cendera mata.
Tiap mengunjungi tempat wisata, selalu keluar kata-kata kagum dan pujian. Tentunya hal ini diangguki oleh para pendampingnya. Selesai agenda jalan-jalan, selanjutnya adalah mencari cendera mata.
Kali
ini tujuan adalah ke toko penjual cendera mata. Diperhatikannya tiap pernik
cendera mata dengan seksama, dan tentunya memakai kacamata. Namun ternyata
ketua rombongan ini kurang berkenan dengan cendera mata yang dipajang di toko.
Perkataan yang keluar hanyalah ungkapan-ungkapan negatif. Ya kotorlah, kurang
bagus, warna yang berantakan, dan lain-lain. Terpaksa pindah ke toko lain. Di
toko lain pun, tetap sama, hingga akhirnya keluar masuk toko hingga pulang ke
Indonesia dengan tidak membawa apa yang dipesankan keluarga.
Sesampainya
di rumah, barulah sadar jika kacamata yang ia pakai ternyata kotor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar