Kita
sudah sepakat kalau Saya katakan bahwa ilmu pengetahuan sangat penting.
Namun kesepakatan ini tidak cukup hanya diucapkan dimulut saja, namun
harus diyakini dalam hati dan harus ada upaya konkrit yang mengarah
kepada komitmen tersebut.
Dengan
ilmu hidup kita semakin mudah, sulit dibayangkan jika jaman sekarang
ilmu dan teknologi belum menjamah kehidupan kita. Bepergian kemana saja
harus jalan kaki, kita belajar masih memakai sabak dan grips seperti pada era tahun tujuhpuluhan. Belum ada alat komunikasi yang canggih, yang ada hanya kentongan.
Upaya untuk menanamkan pemahaman kepada siapapun, bahwa ilmu sangat penting dalam hidup dan kehidupan ini.
Pertama,
usaha tak kenal lelah dan tak kenal menyerah menanamkan pentingnya ilmu
pengetahuan dan bahayanya kebodohan. Orang bodoh hanya akan menjadi
makanan, dan budak dari orang-orang pandai. Kebodohan identik dengan
kebutaan, identik dengan kematian sebelum waktunya. Dunia ini gelap dan
serba sulit baginya, rasanya apapun yang dikerjakan serba sulit dan
tidak memuaskan. Lain halnya dengan orang pandai, kata tidak mungkin tidak ada dalam kamus mereka, semuanya serba mungkin terjadi.
Kedua, menciptakan sikap mencinta ilmu, gairah belajar, sungguh-sungguh, cinta
prestasi, cinta lulus dan cinta kesuksesan. Dunia ini dapat kita raih
hanya dengan ilmu, kehdupan akhirat pun dapat kita raih dengan. Ilmu
membuat orang mempunyai kedudukan mulia di sisi Sang Illaihi Rabbi. Ilmu
akan menjaga pemiliknya, ilmu tidak akan berkurang jika diberikan
kepada orang lain, justru sebaliknya akan bertambah.
Ketiga, saling take and give, saling
memberi dan menerima, bagi yang pandai mengajarlah dan bagi yang tidak
bisa belajarlah. Inilah resep yang luar biasa. Jika seandainya semua
orang tahu betapa besar pahalanya orang yang menuntut, tentu semua orang
akan berbondong-bondong datang ke majlis taklim, kajian-kajian,
forum-forum diskusi, bagi pelajar tidak pernah bolos, dan merasa sangat
menyesal kalau tidak masuk sekolah atau belajar.
Keempat,
hindari pemahaman yang salah tentang pendidikan kaum wanita. Masih ada
sebagian masyarakat yang beranggapan seorang anak wanita tidak perlu
meraih pendidikan setinggi kaum laki-laki. Toh ujung-ujungnya hanya
menjadi isteri setia yang bertugas merawat anak-anak dari suaminya dan
segalanya telah dicukupi sang suami
Kelima,
aktifkan gerakan gemar membaca, bukan membaca merupakan pintu gerbang
ilmu pengetahuan.Namun sayang budaya bangsa ini masih budaya mendengar dan belum berhijrah ke budaya membaca.
Masih banyak siswa yang tidak suka membaca, terbukti mereka
jarang-jarang belajar. Bahkan sebagian mereka merasa belajar adalah
sebuah kewajiban dan bukan sebuah kebutuhan. Seperti halnya kalau kita
harus makan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar